Rabu, 28 November 2018

Pengomposan Kotoran Ternak dengan Stardec


Pengomposan Kotoran Ternak dengan Stardec

Peternakan merupakan jenis usaha hasil hewani, diantaranya adalah daging, susu dan hasil samping berupa limbah. Hasil samping peternakan seringkali menimbulkan protes masyarakat karena aroma dan limbah yang dapat menimbulkan penyakit yang berbahaya. Maka dalam hal ini harus ada penanganan secara signifikan dengan mendaur ulang limbah menjadi produk yang bernilai ekonomis, terbukti banyaknya perusahaan peternakan mulai memperhatikan lingkungan dengan memberlakukan pengolahan limbah, salah satunya penanganan kotoran ternak. Sehingga hal ini berdampak positif terhadap lingkungan yang terjaga dengan baik.
Peternakan seringkali melakukan pengolahan limbah kotoran dalam skala besar yang mencapai puluhan ton bahan baku. Beda halnya dengan peternak kecil yang hanya menghasilkan sedikit limbah kotoran dari beberapa ternak. Beberapa metoda yang akan dilakukan adalah dengan cara  menganalisis hasil aplikasi penggunaan stardec dan implementasi pengolahan limbah menjadi pupuk kompos. Hal ini dilakukan dengan cara mendaur ulang menjadi pupuk kompos yang berfungsi sebagai soil conditioner (pembenah tanah), sehingga kelestarian lingkungan bisa terjaga dengan baik.

Kompos
Kompos merupakan hasil penguraian dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat oleh populasi berbagai macam mikroorganisme dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik (Wikipedia.org). Kompos memiliki kandungan hara NPK yang lengkap meskipun persentasenya kecil. Kompos juga mengandung senyawa-senyawa lain yang sangat bermanfaat bagi tanaman. Kompos ibarat multivitamin bagi tanah dan tanaman. Rachman Sutanto (2002) mengemukakan bahwa dengan pupuk organik sifat fisik, kimia dan biologi tanah menjadi lebih baik. Kompos akan mengembalikan kesuburan tanah. Tanah keras akan menjadi lebih gembur. Tanah miskin akan menjadi subur. Tanah masam akan menjadi lebih netral. Tanaman yang diberi kompos tumbuh lebih subur dan kualitas panennya lebih baik daripada tanaman tanpa kompos.
Pada prinsipnya semua bahan yang berasal dari mahluk hidup atau bahan organik dapat dikomposkan. Seresah, daun-daunan, pangkasan rumput, ranting, dan sisa kayu dapat dikomposkan. Kotoran ternak, binatang, bahkan kotoran manusia bisa dikomposkan. Kompos dari kotoran ternak lebih dikenal dengan istilah pupuk kandang. Sisa makanan dan bangkai binatang bisa juga menjadi kompos. Ada bahan yang mudah dikomposkan, ada bahan yang agak mudah, dan ada yang sulit dikomposkan. Sebagian besar bahan organik mudah dikomposkan. Bahan yang agak mudah alias agak sulit dikomposkan antara lain: kayu keras, batang, dan bambu. Bahan yang sulit dikomposkan antara lain adalah kayu-kayu yang sangat keras, tulang, rambut, tanduk, dan bulu binatang.
Tanaman tidak dapat menyerap hara dari bahan organik yang masih mentah, apapun bentuk dan asalnya. Kotoran ternak yang masih segar tidak bisa diserap haranya oleh tanaman. Apalagi sisa tanaman yang masih segar bugar juga tidak dapat diserap haranya oleh tanaman. Kompos yang ‘setengah matang’ juga tidak baik untuk tanaman. Bahan organik harus dikomposkan sampai ‘matang’ agar bisa diserap haranya oleh tanaman. Prinsipnya adalah tanaman menyerap hara dari tanah, oleh karena itu harus dikembalikan menjadi tanah dan diberikan ke tanah lagi.
Melihat besarnya sampah organik yang dihasilkan oleh masyarakat, terlihat potensi untuk mengolah sampah organik menjadi pupuk organik demi kelestarian lingkungan dan kesejahteraan masyarakat (Rohendi, 2005).

Prinsip dalam Pembuatan kompos adalah :
1.      Menjaga kelembaban karena berperanan penting dalam proses pembuatan kompos dan mutu kompos.Kelembaban optimum adalah 50-60%. Rendahnya kelembaban udara menurunkan proses penguraian , bila terlalu tinggi menghambat aliran udara.
2.      Pembalikan diperlukan agar kompos tidak kekurangan udara dan mempercepat proses penguraian. Proses penguraian akan berjalan lambat jika kompos kekurangan udara.
3.      Peneduhan Agar proses penguraian bahan organik berlangsung sempurna usahakan tempat pembuatan kompos terlindung dari hujan dan sinar matahari secara langsung. Karenanya tempat kompos perlu dibuatkan pelindung.

Stardec
Stardec merupakan dekomposer untuk pembuatan pupuk kompos, dimana mikroba sebagai pekerja ini digunakan untuk mengolah limbah kotoran ternak menjadi pupuk berkualitas super. Fungsi utama stardec ialah merubah kotoran ternak menjadi pupuk organik yang berkualitas tinggi dengan biaya yang murah. Kandungan yang terkandung dalam produk stardec untuk biokompos ialah mikroba termoflik, mikroba termoflik dalam stardec berguna sebagai pengubah atau pengonversi atau mendekomposisi limbah  kotoran ternak menjadi kompos pada temperatur tinggi.
Stardec merupakan koloni mikroorganisme aerob lignolitik, selulotic, proteolitik, lipolitik serta aminolitik yang mampu merubah kompos dalam waktu 4 minggu. Mikroorganisme lignolitik berperan dalam menguraikan ikatan ligonoselulose menjadi selulose dan lignin. Lignin selanjutnya akan dirauikan lagi oleh enzim lignase menjadi derivat lignin yang lebih sederhana sehingga mampu mengikat NH4. Mikroba selulolitik akan mengeluarkan enzim selulose yang dapat menghidrolisis selulosa menjadi selobiosa yang lalu dihidrolisis kembali menjadi D-glukosa dan akhirnya difermentasikan sehingga menghasilkan asam laktat, etanol, CO2, dan amonia yang dibutuhkan tanaman. Mikroorganisme proteolitik adalah bakteri yang memproduksi enzim protease ekstraseluler, yaitu enzim pemecah protein menjadi asam-asam amino yang akan deaminasi dan menghasilkan amonia (NH3) yang diperlukan oleh tanaman dan bakteri. Mikroorganisme lipolitik akan menghasilkan enzim lipase yang berperan dalam perombakan lemak. Mikroba amilolitik akan menghasilkan enzim amilase yang berperan dalam mengubah karbohidrat menjadi volatile fatty acid dan keto acids yang kemudian akan menjadi asam amino.
Stardec dilengkapi dengan mikroorganisme fiksasi nitrogen non simbiotik yang mampu mengikat nitrogen dari udara. Mikroba fiksasi nitrogen non simbiotik diperkirakan dapat mengikat 5-20 gram nitrogen dari 1.000 gram bahan organik yang dirombak. Stardec juga dilengkapi dengan jamur antagonis thricoderma yaitu jamur yang dapat mengendalikan penyebab penyakit akar yang disebabkan oleh mikroorganisme Gonoderma sp, JAP (jamur akar putih), dan Phytoptora sp. Mikroorganisme pelarut posphat yang ada pada stardec akan memecah phospor yang ada didalam tanah sehingga dapat diserap tanaman. Stardec dikenal akan kepraktisannya. Karena sifatnya yang aerob, maka didalam proses pembuatan kompos, material bahan baku tidak perlu ditutup oleh terpal tetapi cukup dibiarkan ditempat terbuka yang terlindung dari panas dan hujan sampai kompos matang, hal ini tentu saja menjadikan Stardec sebagai agen dekomposisi yang sangat praktis.
Ketika produk agen dekomposer lainnya yang berisi mikroba non-termofilik menghindari tumpukan bahan yang diproses lebih tinggi dari 30 cm untuk menghindari timbulnya panas tinggi sehingga memerlukan tempat yang luas, proses limbah kotoran ternak dengan stardec justru bekerja sebaliknya, mensyaratkan tinggi timbunan diatas 100 cm. Suhu tinggi yang terjadi selama proses dekomposisi yang dapat mencapai 80°C bukan saja akan membunuh mikroba pathogen dan ‘merebus’ telur-telur cacing serta biji  tanaman gulma yang ada sehingga produk akhir dari proses dekomposisi limbah kotoran ternak yang didapatkan adalah pupuk organik, yang ‘steril’ tetapi suhu tinggi juga mempercepat proses dekomposisi bahan itu sendiri, sehingga mendapatkan hasil yang super. Kelebihan lain stardec dapat melakukan pengomposan di lingkungan aerob dan tidak memerlukan gula untuk membangunkan mikrobanya dari kondisi normal. Dengan stardec kita tidak memerlukan lapisan terpal untuk pembuatan biokompos dalam proses untuk menutupi timbunan kotoran ternak, atau limbah lainya sebagai bahan kompos, dikarenakan stardec bekerja pada lingkungan aerob. Untuk mempercepat proses dekomposisi limbah kotoran ternak, urea sebanyak 2,5 Kg untuk setiap ton limbah dapat diaplikasikan bersama dengan pengaplikasian stardec.

Aplikasi stardec untuk kompos
Bahan untuk pembuatan pupuk organik dengan bantuan starter stardec :
1.      limbah kotoran ternak           >>  83% /1 ton    =   830 kg
2.      abu organik                           >>  10% /1 ton    =   100 kg
3.      serbuk gergaji                       >>   5% /1 ton     =   50 kg
4.      kalsit  (CaCo3) / dolomit     >>   2% /1 ton     =   20 kg
5.      STARDEC                           >>  0,25%/1 ton   =   2,5 kg

Cara pembuatan pupuk kompos/organik dengan dengan stardec :
1.      Pertama limbah ternak ditiriskan, penirisan limbah ternak ditijukan untuk menurunkan kadar air agar mencapai 60%. semua limbah kotoran ternak dapat digunakan diantaranya, limbah kotoran sapi, limbah kotoran kambing, limbah kotoran ayam
2.      Kemudian limbah ternak hasil tirisan diratakan dengan ketebalan 20 cm
3.      Masukan kalsit(calsit), stardec, serbuk gergaji dan abu organik, lakukan secara berlapis lapisn.
4.      Aduk bahan bahan untuk membuat pupuk secara merata, hingga mencapai ketinggian 1,5 meter
5.      Diamkan selama 7 hari, ( sampai disini dinakamakan tahap inkubasi)
6.      Selanjutnya tahap Aerasi dan Thormogenisasi, yaitu pengoptimalan kerja bakteri pengurai “suplay oksigen” campuran bahan dibalik selama 7 hari sekali Selama (4-5 kali)

Pengaruh penggunaan aktivator stardec terhadap kotoran ruminansia tentunya terjadi proses dekomposisi yang menguraikan bahan tersebut menjadi kompos. Sehingga bisa digunakan sebagai bahan pembenah tanah (soil conditioner) maupun untuk mencukupi kebutuhan unsur hara bagi tanaman. Dalam prosesnya penggunaan stardec dengan melebihi batas pemakaian mencapai 0,10%, tidak berpengaruh buruk terhadap kualitas kompos yang dihasilkan. Akan tetapi penambahan aktivator ini malah mempercepat proses dekomposisi sesuai dengan sifat mikroba yang dikandungnya. Sebaliknya dengan pengurangan penggunaan stardec bisa memperlambat proses dekomposisi yang pada akhirnya menurunkan kualitas kompos.

Fungsi dari stardec sendiri diantaranya, meliputi :
1.      Terdiri dari mikroorganisme yang berguna mempercepat proses pengomposan dan memperbaiki kekurangan unsur hara yang merupakan sifat alam dari kompos.
2.      Menambah kandungan N pada kompos, jika kompos disimpan lebih lama. Mengandung mikroba pemecah pospor yang akan berguna bagi tanaman.
3.      Pemakaian lebih efisien direkomendasikan 2.5 kg stardec untuk 1 ton bahan kompos.
4.      Kompos yang dihasilkan berkualitas tinggi, aman dan stabil.
5.      Dapat disimpan lama pada suhu kamar yaitu 3 – 5 tahun.
6.      Stardec, starter untuk pembuatan kompos dari kotoran ternak.
7.      Bakteri Stardec dalam tahan hingga suhu lebih dari 70′ C
8.      Mematikan biji tanaman liar.
9.      Mematikan bakteri phatogen dan bebas bau, bebas parasit dan telurnya.

Kesimpulan
Hasil samping peternakan seringkali menimbulkan protes masyarakat karena aroma dan limbah yang dapat menimbulkan penyakit yang berbahaya. Beberapa metoda yang akan dilakukan adalah dengan cara  menganalisis hasil aplikasi penggunaan stardec dan implementasi pengolahan limbah menjadi pupuk kompos. Hal ini dilakukan dengan cara mendaur ulang menjadi pupuk komposyang berfungsi sebagai soil conditioner (pembenah tanah), sehingga kelestarian lingkungan bisa terjaga dengan baik. Stardec merupakan dekomposer untuk pembuatan pupuk kompos, dimana mikroba sebagai pekerja ini digunakan untuk mengolah limbah kotoran ternak menjadi pupuk berkualitas super. Fungsi utama stardec ialah merubah kotoran ternak menjadi pupuk organik yang berkualitas tinggi dengan biaya yang murah. Kandungan yang terkandung dalam produk stardec untuk biokompos ialah mikroba termoflik, mikroba termoflik dalam stardec berguna sebagai pengubah atau pengonversi atau mendekomposisi limbah  kotoran ternak menjadi kompos pada temperatur tinggi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar