Pengomposan
Kotoran Ternak dengan Stardec
Peternakan
merupakan jenis usaha hasil hewani, diantaranya adalah daging, susu dan hasil
samping berupa limbah. Hasil samping peternakan seringkali menimbulkan protes
masyarakat karena aroma dan limbah yang dapat menimbulkan penyakit yang
berbahaya. Maka dalam hal ini harus ada penanganan secara signifikan dengan
mendaur ulang limbah menjadi produk yang bernilai ekonomis, terbukti banyaknya
perusahaan peternakan mulai memperhatikan lingkungan dengan memberlakukan pengolahan
limbah, salah satunya penanganan kotoran ternak. Sehingga hal ini berdampak
positif terhadap lingkungan yang terjaga dengan baik.
Peternakan
seringkali melakukan pengolahan limbah kotoran dalam skala besar yang mencapai
puluhan ton bahan baku. Beda halnya dengan peternak kecil yang hanya
menghasilkan sedikit limbah kotoran dari beberapa ternak. Beberapa metoda yang
akan dilakukan adalah dengan cara menganalisis hasil aplikasi penggunaan
stardec dan implementasi pengolahan limbah menjadi pupuk kompos. Hal ini
dilakukan dengan cara mendaur ulang menjadi pupuk kompos yang berfungsi
sebagai soil conditioner (pembenah tanah), sehingga kelestarian lingkungan bisa terjaga dengan
baik.
Kompos
Kompos
merupakan hasil penguraian dari campuran bahan-bahan organik yang dapat
dipercepat oleh populasi berbagai macam mikroorganisme dalam kondisi lingkungan
yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik (Wikipedia.org). Kompos memiliki kandungan hara NPK
yang lengkap meskipun persentasenya kecil. Kompos juga mengandung
senyawa-senyawa lain yang sangat bermanfaat bagi tanaman. Kompos ibarat
multivitamin bagi tanah dan tanaman. Rachman Sutanto (2002) mengemukakan bahwa
dengan pupuk organik sifat fisik, kimia dan biologi tanah menjadi lebih baik.
Kompos akan mengembalikan kesuburan tanah. Tanah keras akan menjadi lebih
gembur. Tanah miskin akan menjadi subur. Tanah masam akan menjadi lebih netral.
Tanaman yang diberi kompos tumbuh lebih subur dan kualitas panennya lebih baik
daripada tanaman tanpa kompos.
Pada prinsipnya
semua bahan yang berasal dari mahluk hidup atau bahan organik dapat
dikomposkan. Seresah, daun-daunan, pangkasan rumput, ranting, dan sisa kayu
dapat dikomposkan. Kotoran ternak, binatang, bahkan kotoran manusia bisa
dikomposkan. Kompos dari kotoran ternak lebih dikenal dengan istilah pupuk
kandang. Sisa makanan dan bangkai binatang bisa juga menjadi kompos. Ada bahan
yang mudah dikomposkan, ada bahan yang agak mudah, dan ada yang sulit
dikomposkan. Sebagian besar bahan organik mudah dikomposkan. Bahan yang agak
mudah alias agak sulit dikomposkan antara lain: kayu keras, batang, dan bambu.
Bahan yang sulit dikomposkan antara lain adalah kayu-kayu yang sangat keras,
tulang, rambut, tanduk, dan bulu binatang.
Tanaman tidak
dapat menyerap hara dari bahan organik yang masih mentah, apapun bentuk dan
asalnya. Kotoran ternak yang masih segar tidak bisa diserap haranya oleh
tanaman. Apalagi sisa tanaman yang masih segar bugar juga tidak dapat diserap
haranya oleh tanaman. Kompos yang ‘setengah matang’ juga tidak baik untuk
tanaman. Bahan organik harus dikomposkan sampai ‘matang’ agar bisa diserap
haranya oleh tanaman. Prinsipnya adalah tanaman menyerap hara dari tanah, oleh
karena itu harus dikembalikan menjadi tanah dan diberikan ke tanah lagi.
Melihat besarnya
sampah organik yang dihasilkan oleh masyarakat, terlihat potensi untuk mengolah
sampah organik menjadi pupuk organik demi kelestarian lingkungan dan
kesejahteraan masyarakat (Rohendi, 2005).
Prinsip dalam
Pembuatan kompos adalah :
1. Menjaga kelembaban karena berperanan penting dalam proses pembuatan kompos
dan mutu kompos.Kelembaban optimum adalah 50-60%. Rendahnya kelembaban udara
menurunkan proses penguraian , bila terlalu tinggi menghambat aliran udara.
2. Pembalikan diperlukan agar kompos tidak kekurangan udara dan mempercepat
proses penguraian. Proses penguraian akan berjalan lambat jika kompos
kekurangan udara.
3. Peneduhan Agar proses penguraian bahan organik berlangsung sempurna
usahakan tempat pembuatan kompos terlindung dari hujan dan sinar matahari secara
langsung. Karenanya tempat kompos perlu dibuatkan pelindung.
Stardec
Stardec merupakan dekomposer untuk pembuatan pupuk kompos, dimana mikroba sebagai
pekerja ini digunakan untuk mengolah limbah kotoran ternak menjadi pupuk
berkualitas super. Fungsi utama stardec ialah merubah kotoran ternak menjadi pupuk organik yang berkualitas
tinggi dengan biaya yang murah. Kandungan yang terkandung dalam produk stardec untuk biokompos ialah mikroba termoflik,
mikroba termoflik dalam stardec berguna sebagai pengubah atau pengonversi atau
mendekomposisi limbah kotoran ternak menjadi kompos pada temperatur
tinggi.
Stardec merupakan koloni mikroorganisme aerob lignolitik, selulotic,
proteolitik, lipolitik serta aminolitik yang mampu merubah kompos dalam waktu 4
minggu. Mikroorganisme lignolitik berperan dalam menguraikan ikatan
ligonoselulose menjadi selulose dan lignin. Lignin selanjutnya akan dirauikan
lagi oleh enzim lignase menjadi derivat lignin yang lebih sederhana sehingga
mampu mengikat NH4. Mikroba
selulolitik akan mengeluarkan enzim selulose yang dapat menghidrolisis selulosa
menjadi selobiosa yang lalu dihidrolisis kembali menjadi D-glukosa dan akhirnya
difermentasikan sehingga menghasilkan asam laktat, etanol, CO2, dan amonia yang dibutuhkan tanaman. Mikroorganisme proteolitik adalah
bakteri yang memproduksi enzim protease ekstraseluler, yaitu enzim pemecah
protein menjadi asam-asam amino yang akan deaminasi dan menghasilkan amonia (NH3) yang diperlukan oleh tanaman dan bakteri. Mikroorganisme lipolitik akan
menghasilkan enzim lipase yang berperan dalam perombakan lemak. Mikroba
amilolitik akan menghasilkan enzim amilase yang berperan dalam mengubah
karbohidrat menjadi volatile fatty acid dan keto acids yang kemudian akan menjadi asam amino.
Stardec dilengkapi dengan mikroorganisme fiksasi nitrogen non simbiotik yang
mampu mengikat nitrogen dari udara. Mikroba fiksasi nitrogen non simbiotik
diperkirakan dapat mengikat 5-20 gram nitrogen dari 1.000 gram bahan organik
yang dirombak. Stardec juga dilengkapi dengan jamur antagonis thricoderma yaitu jamur yang
dapat mengendalikan penyebab penyakit akar yang disebabkan oleh
mikroorganisme Gonoderma sp, JAP (jamur akar putih), dan Phytoptora sp. Mikroorganisme pelarut posphat yang ada pada stardec akan memecah phospor yang ada didalam
tanah sehingga dapat diserap tanaman. Stardec dikenal akan kepraktisannya. Karena sifatnya yang aerob, maka didalam
proses pembuatan kompos, material bahan baku tidak perlu ditutup oleh terpal
tetapi cukup dibiarkan ditempat terbuka yang terlindung dari panas dan hujan
sampai kompos matang, hal ini tentu saja menjadikan Stardec sebagai agen
dekomposisi yang sangat praktis.
Ketika produk
agen dekomposer lainnya yang berisi mikroba non-termofilik menghindari tumpukan
bahan yang diproses lebih tinggi dari 30 cm untuk menghindari timbulnya panas
tinggi sehingga memerlukan tempat yang luas, proses limbah kotoran ternak
dengan stardec justru bekerja sebaliknya, mensyaratkan tinggi timbunan diatas 100 cm. Suhu
tinggi yang terjadi selama proses dekomposisi yang dapat mencapai 80°C bukan
saja akan membunuh mikroba pathogen dan ‘merebus’ telur-telur cacing serta
biji tanaman gulma yang ada sehingga produk akhir dari proses dekomposisi
limbah kotoran ternak yang didapatkan adalah pupuk organik, yang ‘steril’
tetapi suhu tinggi juga mempercepat proses dekomposisi bahan itu sendiri,
sehingga mendapatkan hasil yang super. Kelebihan lain stardec dapat melakukan pengomposan di
lingkungan aerob dan tidak memerlukan gula untuk membangunkan mikrobanya dari
kondisi normal. Dengan stardec kita tidak memerlukan lapisan terpal untuk pembuatan biokompos dalam proses
untuk menutupi timbunan kotoran ternak, atau limbah lainya sebagai bahan kompos,
dikarenakan stardec bekerja pada lingkungan aerob. Untuk mempercepat proses dekomposisi
limbah kotoran ternak, urea sebanyak 2,5 Kg untuk setiap ton limbah dapat
diaplikasikan bersama dengan pengaplikasian stardec.
Aplikasi stardec untuk kompos
Bahan untuk
pembuatan pupuk organik dengan bantuan starter stardec :
1. limbah kotoran
ternak
>> 83% /1 ton = 830 kg
2. abu
organik
>> 10% /1 ton
= 100 kg
3. serbuk
gergaji
>> 5% /1 ton
= 50 kg
4. kalsit (CaCo3) /
dolomit >> 2% /1 ton =
20 kg
5. STARDEC
>> 0,25%/1 ton = 2,5 kg
Cara
pembuatan pupuk kompos/organik dengan dengan stardec :
1. Pertama limbah ternak ditiriskan, penirisan limbah ternak ditijukan untuk
menurunkan kadar air agar mencapai 60%. semua limbah kotoran ternak dapat
digunakan diantaranya, limbah kotoran sapi, limbah kotoran kambing, limbah
kotoran ayam
2. Kemudian limbah ternak hasil tirisan diratakan dengan ketebalan 20 cm
3. Masukan kalsit(calsit), stardec, serbuk gergaji dan abu organik, lakukan secara berlapis lapisn.
4. Aduk bahan bahan untuk membuat pupuk secara merata, hingga mencapai
ketinggian 1,5 meter
5. Diamkan selama 7 hari, ( sampai disini dinakamakan tahap inkubasi)
6. Selanjutnya tahap Aerasi dan Thormogenisasi, yaitu pengoptimalan kerja
bakteri pengurai “suplay oksigen” campuran bahan dibalik selama 7 hari sekali Selama (4-5 kali)
Pengaruh
penggunaan aktivator stardec terhadap kotoran ruminansia tentunya terjadi proses dekomposisi yang
menguraikan bahan tersebut menjadi kompos. Sehingga bisa digunakan sebagai
bahan pembenah tanah (soil conditioner) maupun untuk mencukupi kebutuhan unsur hara bagi tanaman. Dalam prosesnya
penggunaan stardec dengan melebihi batas pemakaian mencapai 0,10%, tidak berpengaruh
buruk terhadap kualitas kompos yang dihasilkan. Akan tetapi penambahan
aktivator ini malah mempercepat proses dekomposisi sesuai dengan sifat mikroba
yang dikandungnya. Sebaliknya dengan pengurangan penggunaan stardec bisa memperlambat proses
dekomposisi yang pada akhirnya menurunkan kualitas kompos.
Fungsi
dari stardec sendiri diantaranya, meliputi :
1. Terdiri dari mikroorganisme yang berguna mempercepat proses pengomposan dan
memperbaiki kekurangan unsur hara yang merupakan sifat alam dari kompos.
2. Menambah kandungan N pada kompos, jika kompos disimpan lebih lama.
Mengandung mikroba pemecah pospor yang akan berguna bagi tanaman.
3. Pemakaian lebih efisien direkomendasikan 2.5 kg stardec untuk 1 ton bahan kompos.
4. Kompos yang dihasilkan berkualitas tinggi, aman dan stabil.
5. Dapat disimpan lama pada suhu kamar yaitu 3 – 5 tahun.
6. Stardec, starter untuk pembuatan kompos dari
kotoran ternak.
7. Bakteri Stardec dalam tahan hingga suhu lebih dari 70′ C
8. Mematikan biji tanaman liar.
9. Mematikan bakteri phatogen dan bebas bau, bebas parasit dan telurnya.
Kesimpulan
Hasil samping
peternakan seringkali menimbulkan protes masyarakat karena aroma dan limbah
yang dapat menimbulkan penyakit yang berbahaya. Beberapa metoda yang akan
dilakukan adalah dengan cara menganalisis hasil aplikasi penggunaan
stardec dan implementasi pengolahan limbah menjadi pupuk kompos. Hal ini
dilakukan dengan cara mendaur ulang menjadi pupuk komposyang berfungsi
sebagai soil conditioner (pembenah tanah), sehingga kelestarian lingkungan bisa terjaga dengan
baik. Stardec merupakan dekomposer untuk pembuatan pupuk kompos, dimana mikroba sebagai
pekerja ini digunakan untuk mengolah limbah kotoran ternak menjadi pupuk
berkualitas super. Fungsi utama stardec ialah merubah kotoran ternak menjadi pupuk organik yang berkualitas
tinggi dengan biaya yang murah. Kandungan yang terkandung dalam produk stardec untuk biokompos ialah mikroba termoflik,
mikroba termoflik dalam stardec berguna sebagai pengubah atau pengonversi atau
mendekomposisi limbah kotoran ternak menjadi kompos pada temperatur
tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar