Sebelum
memutuskan untuk membuat pakan konsentrat, kita perlu mempertimbangkan faktor
ekonomisnya. Untuk mencampur konsentrat memerlukan
investasi mesin pakan yang mahal misalnya untuk mesin dengan kapasitas produksi
30 ton perhari diperlukan investasi sebesar Rp.300.000.000. untuk peternak dengan jumlah ayam sedikit
kebanyakan membeli konsentrat jadi atau membuat sendiri secara manual (dengan
tangan dan peralatan sederhana). Untuk dapat memberikan kemampuan yang
dibutuhkan pada usaha yang besar maka akan dibahas bagaimana membuat pakan
konsentrat. Proses pembuatan dimulai dengan formulasi, menggiling, mengukur
dosis, mencampur, membuat pellet, membuat crumble, mengayak, mengemas dan
menyimpan pakan.
1.
Formulasi
Menyusun
formulasi pakan konsentrat ayam telah dibahas pada bab formula pakan. Sebagai
contoh salah satu formulas pakan broiler starter tertera pada tabel 59.
Tabel 59. Formula Pakan Broiler Starter
Bahan pakan
|
Jumlah (persen)
|
Tepung darah
|
2
|
Kapur
|
1
|
Minyak sawit
|
6
|
Dedak
|
20
|
Jagung kuning
|
45
|
Tepung ikan
|
9
|
Premix mineral
|
0,5
|
DL Met
|
0,2
|
L Lysine
|
0,3
|
Bungkil kedelai
|
16
|
2.
Grinding (Menggiling)
Tujuan menggiling bahan pakan adalah untuk
mengecilkan ukuran partikel. Dengan pertikel yang lebih kecil kita memperoleh
beberapa keuntungan yaitu meningkatkan
daya cerna, hasil pencampuran merata dan memungkinkan untuk diproses menjadi
pakan bentuk pellet.
2.1. Model Mesin Penggiling
Proses pengecilan ukuran terdapat 3 rancangan yang
berbeda yaitu :
·
Hantaman,
partikel pakan dikecilkan dengan dipukul dengan besi yang bergerak cepat dan
dilempar menghantam suatu dinding. Bahan
dikecilkan ukurannya dengan tekanan hantaman. Contoh mesin: hammer mill.
·
Gesekan,
partikel pakan dikecilkan melalui mekanisme gesekan dari 2 permukaan yang
bergerak dengan kecepatan yang berbeda. Contoh: Disk Mill
·
Tekanan,
partikel pakan ditekan sampai pecah, contoh Roller mill
Ukuran
partikel yang dikehendaki untuk setiap jenis ternak tertera pada Tabel 60.
Dari
formula tersebut diatas bahan pakan yang perlu digiling adalah jagung dan
bungkil kedelai. Mesin penggiling yang digunakan hammer mill atau disk mill. Contoh Hammer
Mill tertera pada Gambar 147.
Tabel 60. Ukuran Partikel Konsentrat
No
|
Ternak
|
Ukuran (mm)
|
1
|
Babi
|
0,5-0,7
|
2
|
Broiler
|
0,7-0,9
|
3
|
Petelur
|
0,9-1,5
|
4
|
Sapi
|
0,8-1,0
|
Sumber: IPC,2000
|
Gambar 147.
Hammer Mill
Hammer
mill terdiri dari inlet (tempat masuk bahan), pelat pemecah, rotor dan palu,
screen (saringan) dan outlet tempat keluarnya bahan pakan. Rotor terdiri dari
as, piringan dan palu-palu. Kecepatan perputaran rotor antara 1500 atau 3000
rpm (rotary per minute).
Palu
dibuat dari lempengan besi yang diperkeras dengan ukuran palu rata – rata sbb:
· Panjang
150-250 mm
· Lebar
50-70 mm
· Tebal
3-8 mm
Saringan (Screen)
berfungsi mengatur ukuran partikel dari bahan pakan. Ukuran lubang screen
antara 1,5 sd 12 mm, dengan daerah berlubang sekitar 30-50%.
Kapasitas
daya giling hammer mill dipengaruhi oleh karakteristik bahan yang digiling dan
karakteristik instalasi mesin.
Karakteristik
bahan antara lain:
·
Kekerasan,
dan kandungan serat kasar
· Kandungan
air
·
Kandungan
partikel halus yang sudah ada
· Ukuran
partikel yang diinginkan
Sedangkan
ukuran karakteristik mesin yang berpengaruh antara lain:
· Kondisi
dan ukuran pelat penghancur
· Kondisi
palu (hammers)
·
Luas dan
lubang pada screen (saringan)
· Kapasitas
aspirasi
Sebagai
perbandingan pada Tabel 61 dipaparkan
hubungan antara daya, bahan dan screen. Sebagai perkiraan diperlukan 5-8 KW
(Kilo Watt) motor untuk menggiling 1 ton bahan campuran per jam.
2.2. Pengoperasian Gilingan
Pengoperasian
gilingan diklasifikasikan menjadi 2 yaitu penggilingan tunggal (Single
Grinding), dan penggilingan campuran bahan pakan (Mix Grinding),
masing-masing dijelaskan sebagai berikut:
·
Penggilingan
Tunggal
Sistem Penggilingan tunggal adalah bahan pakan digiling
satu persatu, kemudian ditimbang dan dicampur. Keuntungannya diperlukan biaya
energi yang lebih rendah dan ukuran partikel dapat dikontrol lebih baik.
Digunakan jika bahan pakan yang sudah halus dan bahan pakan yang perlu digiling
sedikit.
·
Sistem
Penggilingan campuran,
bahan-bahan pakan ditimbang kemudian digiling
bersama-sama, untuk selanjutnya dicampur. Bahan yang ukuran partikelnya sudah
halus seperti mineral, vitamin tidak perlu digiling, bisa langsung dimasukkan
mixer. Keutungannya bahan yang sulit digiling dapat digiling campur dengan
bahan lain, tidak perlu menyimpan bahan yang sudah digiling sehingga hemat
gudang.
Tabel 61. Hubungan Daya, Bahan dan Screen dengan Kapasitas.
Daya
|
Bahan
|
Lubang
creen
(mm)
|
Kapasitas
Kg/jam)
|
|
KW
|
PK
|
|||
7,5
|
10
|
Jagung
|
3
|
1.240
|
7
|
10
|
Jagung
|
8
|
3.300
|
7
|
10
|
Sorgum
|
3
|
1.760
|
7
|
10
|
Sorgum
|
8
|
4.680
|
7
|
10
|
Padi
|
3
|
1.100
|
7
|
10
|
Gandum
|
3
|
900
|
7
|
10
|
gaplek pellet
|
3
|
1.880
|
7
|
10
|
Bungkil
kedelai
|
3
|
1.580
|
Sumber, IPC 2000
3. Dosing
Dosing
merupakan kegiatan menimbang bahan pakan dengan dosis sesuai formulasi. Misal
kita akan membuat bahan sebanyak 100 kg, dengan formulasi pada Tabel 57 di
atas. Alat timbangan yang digunakan bisa berbentuk timbangan duduk, timbangan
pegas atau digital. Pada timbangan manual
menggunakan sistem pegas sedang timbangan digital menggunakan Load Cell dan
indikator elektronik. Timbangan tersebut digunakan untuk menimbang bahan yang
dimasukkan dalam karung. Contoh-contoh bentuk timbangan tertera pada Gambar
148, 149 dan 150. Bahan pakan yang ditimbang masing-masing sebanyak yang
tertera pada Tabel 62. Keakuratan
penimbangan sangat penting untuk menjamin komposisi pakan yang diinginkan.
Penyimpangan ditentukan oleh jenis timbangan yang digunakan dan keakuratan
pengoperasinnya. Keakuratan timbangan manual sekitar 0,3%, sedangkan pada
timbangan digital sekitar 0,1-0,2% dari kapasitas timbang maksimum. Pada
umumnya bahan pakan ditimbang dalam wadah karung, untuk bahan pakan yang
|
Gambar 148. Timbangan Platform
|
Gambar 149 Timbangan Pegas
|
Gambar 150. Timbangan DigitaL
porsinya
sedikit sebaiknya menggunakan timbangan kecil, agar lebih akurat.
Tabel. 62. Menimbang
Pakan Dengan Formula
Bahan pakan
|
Jumlah (kg)
|
Tepung darah
|
2
|
Kapur
|
1
|
Minyak sawit
|
6
|
Dedak
|
20
|
Jagung kuning
|
45
|
Tepung ikan
|
9
|
Premix mineral
|
0,5
|
DL Met
|
0,2
|
L Lysine
|
0,3
|
Bungkil kedelai
|
16
|
4. Mixing
4.1. Proses Mencampur
Mixing (mencampur) bertujuan untuk
membuat homogen masa bahan-bahan pakan agar tida mudah dipisahkan lagi. Bahan
pakan yang dicampur bisa terdiri dari:
· Hanya
bahan kering saja
· Bahan
kering dengan sebagian kecil bahan cair misal pakan dengan campuran tetes
<10%.
·
Mencampur
cair dengan cair (lemak, vitamin, minyak)
Bahan
pakan diklasifikasikan menjadi bahan makro dan mikro. Bahan makro adalah bahan
yang dalam formulasi jumlahnya > 5%, sedang bahan mikro jumlahnya antara
0,01 s.d 5%.
4.2. Homogenitas dan Kualitas
Kualitas
hasil campuran diukur dengan homogenitas campuran bahan. Tingkat homogenitas
ditentukan oleh ukuran sampel dan aturan variasi yang ditetapkan. Ukuran sampel
untuk pakan ayam 10 gram. Variasi
penyimpangan yang diperbolehkan ditiap pabrik dan negara berbeda. Pabrik pakan
yang bagus menetapkan standar penyimpangan sebesar ± 5%. Hasil pencampuran ditentukan
oleh karakteristik bahan, mesin dan waktu mencampur.
·
Karakteristik
Bahan
Ukuran partikel yang makin kecil mempunyai peluang
homogen lebih baik dari partikel yang lebih besar. Bentuk partikel yang tidak
beraturan menyulitkan mencampur secara homogen. Tingkat kepadatan bahan pakan
yang berbeda antara satu dengan lainnya menyulitkan homogenitas. Sebagai
gambaran tingkat kepadatan bahan campuran 1-2,5 kg/dm3, lemak 1kg/dm3,
bahan tanaman 1,4 dan mineral 2,4 kg/dm3. bahan yang kandungan
airnya tinggi menyulitkan homogenitas, solusinya digiling dengan bahan pakan
lainnya.
·
Karakteristik
Mesin
Konstruksi dan cara pengoperasian mempengaruhi hasil
pencampuran. Arah pergerakan bahan dalam mesin yang makin tidak teratur
meningkatkan homogenitas. Makin cepat pergerakan pedal, atau pita mixer
meningkatkan homogenitas. Dinding mixer yang kasar menyebabkan gerakan partikel
tidak beraturan dan meningkatkan homogenitas. Listrik statis dari bahan pakan
perlu diatasi dengan memasang kabel dari mixer ke tanah. Horizontal mixer
memiliki batas isi maksimum dan minimum, dengan vertikal mixer dapat disi
dengan variasi yang lebih leluasa.
·
Waktu
Mencampur
Waktu yang diperlukan untuk mencampur dipengaruhi oleh
tipe mixer, dan tingkat pencampuran awal (premixing). Mixer tipe vertikal
memerlukan waktu mencampur 8-15 menit, sedangkan tipe horizontal butuh waktu
3-4 menit untuk memperoleh pencampuran yang homogen. Horizontal mixer perlu
waktu lebih singkat karena gerakan bahan pakan dalam mixer lebih tidak
beraturan daripada vertikal mixer. Bahan pakan mikro dilakukan pencampuran
terlebih dahulu. Semakin banyak bahan yang premixing akan memerlukan waktu yang
lebih singkat pada saat pencampuran bahan-bahan pakan.
4.3. Kontaminasi
Kontaminasi
merupakan tercampurnya pakan dengan bahan yang tidak dikehendaki dalam formula.
Walaupun tidak menyakiti ternak tetapi mengganggu homogenitas dan kualitas
pakan yang dibuat. Penyebab kontaminasi
adalah kurang bersihnya peralatan yang digunakan, mengembalikan debu yang
dikumpulkan kedalam formula, kesalahan menimbang bahan pakan, dan kontaminasi
dari bahan baku pakan.
4.4. Penambahan Bahan Cairan
Mencampur
bahan cair dengan bahan kering sangat sulit untuk memperoleh homogenitas. Bahan
akan cenderung menggumpal dan susah dicampur. Contohnya penambahan minyak sawit.
Agar diperoleh homogenitas yang baik diperlukan mixer dengan perputaran pedal
yang tinggi. Tingkat penambahan minyak tergantung tingkat penyerapan bahan
kering lainnya. Disarankan untuk menambah antara 5-7% minyak pada pakan ayam broiler.
Untuk
menambahkan bahan cair diperlukan mesin khusus (Liquid adding Machine)
atau secara manual dengan disemprotkan ke bahan pakan dalam mixer.
4.5. Jenis Mixer
Mencampur
bahan pakan yang sudah ditimbang dengan alat pencampur (Mixer). Jenis mixer ada dua macam yaitu vertical dan
horizontal mixer.
4.5.1. Vertikal Mixer
Vertical mixer terdiri dari wadah berbentuk silindris
dengan penampung di bawahnya (hopper). Kelebihan vertical mixer adalah tenaga
yang dibutuhkan lebih kecil (5,5 KW untuk mixer dengan kapasitas 2 ton), murah,
kapasitas fleksibel. Kekurangannya adalah waktu mencampur lama (7-8 menit),
pengosongan lambat, perlu bangunan tinggi. Contoh Vertikal Mixer tertera pada
Gambar 151.
|
Gambar 151 Vertical Mixer
4.5.2.
Horizontal Mixer
Horizontal
mixer terdiri dari silinder horizontal (atau berbentuk U), dengan as yang
dipasang dengan pisau pencampur berbentuk helix tunggal atau ganda.
Kelebihan
horizontal mixer adalah waktu pencampuran singkat (3-5 menit), pengeluaran
pakan cepat, bisa mencampur bahan cair. Kelemahannya adalah investasi tinggi,
tenaga penggerak lebih besar (15 KW untuk mixer dengan kapasitas 1 ton/batch). Contoh horizontal mixer tertera pada Gambar 152
Proses mencampur dimulai dari bahan pakan yang paling
sedikit kemudian bahan yang lebih banyak. Urutan pencampuran pada contoh pakan
broiler starter adalah tepung ikan, kedelai, dedak, jagung dan terakhir minyak.
Pada jenis alat tertentu bahan yang sedikit tidak bisa
tercampur, sehingga diadakan pencampuran awal (pre mixing) sebelum
dimasukkan mixer.
Bahan yang dicampur awal adalah metionine, lysine,
remix mineral, kapur dan tepung
darah. Pencampuran dilakukan dengan
mixer kecil. Kemudian dimasukkan kedalam mixer besar untuk
pencampuran.
5. Bagging (Mengemas)
Memasukkan
pakan kedalam karung plastic PVC untuk pakan berbentuk mash (tepung). Setelah dimasukkan kemudian ditimbang sesuai dengan
kemasan yang diinginkan, misal 50 kg per karung. Penutupan karung dapat
dilakukan dengan mengikat tali, atau menjahit dengan mesin jahit. Contoh mesin
jahit tertera pada Gambar 153
|
Gambar 152
Horizontal Mixer
|
Gambar 153. Mesin Jahit Karung
Untuk pakan ayam broiler kebanyakan dibuat dalam
bentuk crumble atau butiran. Untuk itu pakan masih tersebut akan dibuat pellet
dan crumble.
6. Storing (Menyimpan)
Pada
penyimpanan pakan jadi, alas lantai diberi pallet kayu. Perhatikan kelembaban,
kebocoran, hama tikus dll.
Bahan
pakan konsentrat berasal dari tanaman dan limbah ternak yang mudah rusak.
Kerusakan selama penyimpanan dapat disebabkan oleh biologis, fisik dan kimia.
Kerusakan secara biologi disebabkan oleh serangga, kutu, mirkoorganisma bakteri
(jamur dan ragi), tikus serta burung. Kerusakan yang disebabkan oleh fisik dan
kimia disebabkan oleh kehilangan kelembaban, oksidasi lemak, dll.
7. Membuat Pellet
Membuat
pellet merupakan proses memadatkan campuran
pakan tepung. Pross pembuatan pellet mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Masing-masing dijelaskan sbb:
7.1.
Kelebihan dan Kekurangan
7.1.1. Kelebihan
· Pakan menjadi lebih padat dari bentuk tepung sehingga
menghemat gudang penyimpanan, dan biaya pengangkutan
· Tidak terjadi perpisahan partikel besa dan kecil seperti
pakan tepung
· Bahan pakan yang berdebu yang tidak bisa dicampur pada
pakan bentuk tepung dapat dignakan pada pakan pellet
· Pemanasan bahan sebelum dibuat pellet akan membunuh
bakteri, dan meningkatkan nilai gizi
· Penanganan pelllet lebih mudah dan kehilangan pakn lebih
sedikit
· Konsumsi pakan lebih cepat dan mudah
· Ayam tidak bisa memilih bahan pakan yang besar.
7.1.2. Kekurangan
· Biaya mesin pellet mahal
· Memerlukan tenaga kerja terampil
· Biaya perawatan mesin pellet mahal
· Konsumsi energi tinggi
7.2. Tahap
Pembuatan Pellet
Proses pembuatan pellet dapat dibagi menjadi 4 tahap
yaitu pengkondisian bahan pakan dengan air, tetes atau dengan uap panas,
pembentukan pellet, pendinginan pellet dan mengayak pellet jadi
7.2.1. Pengkondisian
Pengkondisian yang paling banyak dilakukan adalah
penambahan tetes dan uap panas. Tets yang ditambahkan disarankan tidak lebih
dari 12%, jika terlalu banyak bahan pakan akan menggumpal. Penambahan tetes
dimaksudkan untuk meingkat energi dan aroma pakan. Uap panas dari boiler
diperlukan untuk menimgkat daya rekat bahan dan membunuh bakteri.
Pada mesin pellet kapasitas kecil (1-2 ton per jam)
sering tidak ditambahkan uap air, sebagai gantinya ditambah air dengan dosis
tidak lebih dari 2%. Operator mesin
boiler harus terlatih dan memerlukan sertifikat opertor dari departeen tenaga
kerja. Keslahan pengoperasian boiler dapat meledak dan mencedarai operatornya.
7.2.2. Pengepresan
Bahan pakan yang dikondisikan kemudian akan dipres dengan
tekanan tinggi (1.200 kg/cm2) melalui lubang kecil. Bahan baku ditekan dan
setelah keluar dari loang dipotong dengan pisau secara otomatis. Besarnya
diameter lubang bervariasi antara 2 -10 mm. Mesin yang dipakai disebut
mesi pellet. Jenis mesin pellet ada 2
yaitu berbentuk ulir (auger), dan ring-die preses.
7.2.3. Pendinginan
Pellet yang keluar dari mesin pellet masih panas dan
lunak karena terjadinya gesekan pada proses pembuatan pellet. Untuk itu perlu
didinginkan dan dikeringkan. Pendinginan dilakukan dengan mengalirkan udara
kedalam pakan pellet pada mesin pendingin vertikal. Proses pendnginan berlangsung selama 15-20
menit.
7.2.4. Pengayakan/Pembuatan Crumble
Untuk pakan yang akan diberikan dalam bentuk pellet, maka
pellet yang sudah dingin akan diayak. Tujuan pengayakan untuk memisahkan
partikel kecil pada pellet. Untuk pakan yang akan dibuat crumble maka pakan
pellet yang sudah jadi akan dihancurkan lagi dengan mesin crumble.
7.2.5. Penimbangan
dan Pengemasan
Pellet yang sudah jadi timbang dalam karung sebanyak
50Kg. Karung karung tersebut kemudian dijahit dan
disusun dalam gudang penyimpanan.
Di banyak negara Eropa, pakan tidak dimasukkan karung,
tetapi diangkut ke farm dalam bentuk curah. Pengangkutan dengan mobil tangki
khusus. Di lokasi farm, pakan disimpan dalam silo untuk selanjutnya diberikan
ke ayam melalui tempat pakan otomatis.
8. Kendala Yang Dihadapi.
Kendala yang umum dihadapi dalam
usaha pembuatan ransum unggas adalah :
· Ketersediaan bahan baku.
· Bahan baku pakan sulit untuk tersedia sepanjang waktu
dengan kualitas yang sama.
· Peralatan untuk pembuatan pakan cukup mahal.
· Kualitas bahan baku berfluktuasi sebagai formulasi harus
selalu disesuaikan dengan kualitas bahan baku pakan tersebut.
Lembar Aplikasi Konsep
Lakukan
pencampuran pakan ayam petelur kayer dengan formulasi konsentrat 35%, jagung
45% dan dedak 20%.
Kandungan
konsentrat air 10%, protein 37%, lemak 4%, serat kasar 8%, abu 35%, Ca 10-12%
dan P 1,5%.
Lembar
Pemecahan Masalah
Harga
pakan jadi mahal, sedang untuk mencampur sendiri sering hasilnya kurang bagus. Jalan yang diambil membeli konsentrat jadi dan mencampur
dengan jagung dan dedak lokal. Carilah
informasi harga bahan pakan terebut dan hitunglah biaya pembuatan pakan per kg.
Lembar
Pengayaan
1. Mesin
penggiling dengan proses hantaman/pemukulan disebut
a. Hammer
Mill
b. Disk
Mill
c. Roller
Mill
2. Proses
penimbangan bahan pakan sesuai dosis formulasi disebut:
a. Grinding
b. Dosing
c. Bagging
4. Penyimpangan
pengukuran homogenitas pakan rata-rata
a. 10%
b. 3%
c. 5%
5. Tujuan
mencampur bahan pakan adalah:
a. Membuat
bahan pakan homogen
b. Mengahancurkan
pakan
c. Meningkatkan
nilai gizi
6. Wajtu
yang diperlukan untuk mencampur bahan pakan dengan horizontal mixer adalah
a. 4 menit
b. 15
menit
c. 20
menit