Rabu, 28 November 2018

CARA MEMBUAT PAKAN TERNAK AYAM


Sebelum memutuskan untuk membuat pakan konsentrat, kita perlu mempertimbangkan faktor ekonomisnya. Untuk mencampur konsentrat memerlukan investasi mesin pakan yang mahal misalnya untuk mesin dengan kapasitas produksi 30 ton perhari diperlukan investasi sebesar Rp.300.000.000.  untuk peternak dengan jumlah ayam sedikit kebanyakan membeli konsentrat jadi atau membuat sendiri secara manual (dengan tangan dan peralatan sederhana). Untuk dapat memberikan kemampuan yang dibutuhkan pada usaha yang besar maka akan dibahas bagaimana membuat pakan konsentrat. Proses pembuatan dimulai dengan formulasi, menggiling, mengukur dosis, mencampur, membuat pellet, membuat crumble, mengayak, mengemas dan menyimpan pakan.

1.  Formulasi

Menyusun formulasi pakan konsentrat ayam telah dibahas pada bab formula pakan. Sebagai contoh salah satu formulas pakan broiler starter tertera pada tabel 59.

Tabel 59. Formula Pakan Broiler Starter
Bahan pakan
Jumlah (persen)
Tepung darah
2
Kapur
1
Minyak sawit
6
Dedak
20
Jagung kuning
45
Tepung ikan
9
Premix mineral
0,5
DL Met
0,2
L Lysine
0,3
Bungkil kedelai
16
2.  Grinding (Menggiling)

Tujuan menggiling bahan pakan adalah untuk mengecilkan ukuran partikel. Dengan pertikel yang lebih kecil kita memperoleh beberapa keuntungan yaitu  meningkatkan daya cerna, hasil pencampuran merata dan memungkinkan untuk diproses menjadi pakan bentuk pellet.

2.1. Model Mesin Penggiling

Proses pengecilan ukuran terdapat 3 rancangan yang berbeda yaitu :
·      Hantaman, partikel pakan dikecilkan dengan dipukul dengan besi yang bergerak cepat dan dilempar menghantam suatu dinding. Bahan dikecilkan ukurannya dengan tekanan hantaman. Contoh mesin: hammer mill.
·      Gesekan, partikel pakan dikecilkan melalui mekanisme gesekan dari 2 permukaan yang bergerak dengan kecepatan yang berbeda. Contoh: Disk Mill
·      Tekanan, partikel pakan ditekan sampai pecah, contoh Roller mill

Ukuran partikel yang dikehendaki untuk setiap jenis ternak tertera pada Tabel 60.

Dari formula tersebut diatas bahan pakan yang perlu digiling adalah jagung dan bungkil kedelai. Mesin penggiling yang digunakan  hammer mill atau disk mill. Contoh Hammer Mill tertera pada Gambar 147.




Tabel 60. Ukuran Partikel Konsentrat

No
Ternak
Ukuran (mm)
1
Babi
0,5-0,7
2
Broiler
0,7-0,9
3
Petelur
0,9-1,5
4
Sapi
0,8-1,0
 Sumber: IPC,2000


Gambar 147.  Hammer Mill

Hammer mill terdiri dari inlet (tempat masuk bahan), pelat pemecah, rotor dan palu, screen (saringan) dan outlet tempat keluarnya bahan pakan. Rotor terdiri dari as, piringan dan palu-palu. Kecepatan perputaran rotor antara 1500 atau 3000 rpm (rotary per minute).

Palu dibuat dari lempengan besi yang diperkeras dengan ukuran palu rata – rata sbb:
·      Panjang 150-250 mm
·      Lebar 50-70 mm
·      Tebal 3-8 mm

Saringan (Screen) berfungsi mengatur ukuran partikel dari bahan pakan. Ukuran lubang screen antara 1,5 sd 12 mm, dengan daerah berlubang sekitar 30-50%.

Kapasitas daya giling hammer mill dipengaruhi oleh karakteristik bahan yang digiling dan karakteristik instalasi mesin.

Karakteristik bahan antara lain:
·      Kekerasan, dan kandungan serat kasar
·      Kandungan air
·      Kandungan partikel halus yang sudah ada
·      Ukuran partikel yang diinginkan

Sedangkan ukuran karakteristik mesin yang berpengaruh antara lain:
·      Kondisi dan ukuran pelat penghancur
·      Kondisi palu (hammers)
·      Luas dan lubang pada screen (saringan)
·      Kapasitas aspirasi

Sebagai perbandingan pada Tabel 61 dipaparkan hubungan antara daya, bahan dan screen. Sebagai perkiraan diperlukan 5-8 KW (Kilo Watt) motor untuk menggiling 1 ton bahan campuran per jam.

2.2. Pengoperasian Gilingan

Pengoperasian gilingan diklasifikasikan menjadi 2 yaitu penggilingan tunggal (Single Grinding), dan penggilingan campuran bahan pakan (Mix Grinding), masing-masing dijelaskan sebagai berikut:
·      Penggilingan Tunggal
Sistem Penggilingan tunggal adalah bahan pakan digiling satu persatu, kemudian ditimbang dan dicampur. Keuntungannya diperlukan biaya energi yang lebih rendah dan ukuran partikel dapat dikontrol lebih baik. Digunakan jika bahan pakan yang sudah halus dan bahan pakan yang perlu digiling sedikit.
·      Sistem Penggilingan campuran,
bahan-bahan pakan ditimbang kemudian digiling bersama-sama, untuk selanjutnya dicampur. Bahan yang ukuran partikelnya sudah halus seperti mineral, vitamin tidak perlu digiling, bisa langsung dimasukkan mixer. Keutungannya bahan yang sulit digiling dapat digiling campur dengan bahan lain, tidak perlu menyimpan bahan yang sudah digiling sehingga hemat gudang.



Tabel 61. Hubungan Daya, Bahan dan Screen dengan Kapasitas.

Daya
Bahan
Lubang creen
(mm)
Kapasitas
Kg/jam)
KW
PK
7,5
10
Jagung
3
1.240
7
10
Jagung
8
3.300
7
10
Sorgum
3
1.760
7
10
Sorgum
8
4.680
7
10
Padi
3
1.100
7
10
Gandum
3
900
7
10
gaplek pellet
3
1.880
7
10
Bungkil kedelai
3
1.580
     Sumber, IPC 2000


3.  Dosing

Dosing merupakan kegiatan menimbang bahan pakan dengan dosis sesuai formulasi. Misal kita akan membuat bahan sebanyak 100 kg, dengan formulasi pada Tabel 57 di atas. Alat timbangan yang digunakan bisa berbentuk timbangan duduk, timbangan pegas atau digital. Pada timbangan manual menggunakan sistem pegas sedang timbangan digital menggunakan Load Cell dan indikator elektronik. Timbangan tersebut digunakan untuk menimbang bahan yang dimasukkan dalam karung. Contoh-contoh bentuk timbangan tertera pada Gambar 148, 149 dan 150. Bahan pakan yang ditimbang masing-masing sebanyak yang tertera pada Tabel 62. Keakuratan penimbangan sangat penting untuk menjamin komposisi pakan yang diinginkan. Penyimpangan ditentukan oleh jenis timbangan yang digunakan dan keakuratan pengoperasinnya. Keakuratan timbangan manual sekitar 0,3%, sedangkan pada timbangan digital sekitar 0,1-0,2% dari kapasitas timbang maksimum. Pada umumnya bahan pakan ditimbang dalam wadah karung, untuk bahan pakan yang

Gambar 148. Timbangan Platform
Gambar 149 Timbangan Pegas

Gambar 150. Timbangan DigitaL

porsinya sedikit sebaiknya menggunakan timbangan kecil, agar lebih akurat.

Tabel. 62. Menimbang Pakan Dengan Formula

Bahan pakan
Jumlah (kg)

Tepung darah
2
Kapur
1
Minyak sawit
6
Dedak
20
Jagung kuning
45
Tepung ikan
9
Premix mineral
0,5
DL Met
0,2
L Lysine
0,3
Bungkil kedelai
16

4.  Mixing

4.1. Proses Mencampur

Mixing (mencampur) bertujuan untuk membuat homogen masa bahan-bahan pakan agar tida mudah dipisahkan lagi. Bahan pakan yang dicampur bisa terdiri dari:
·      Hanya bahan kering saja
·      Bahan kering dengan sebagian kecil bahan cair misal pakan dengan campuran tetes <10%.
·      Mencampur cair dengan cair (lemak, vitamin, minyak)

Bahan pakan diklasifikasikan menjadi bahan makro dan mikro. Bahan makro adalah bahan yang dalam formulasi jumlahnya > 5%, sedang bahan mikro jumlahnya antara 0,01 s.d 5%.

4.2. Homogenitas dan Kualitas

Kualitas hasil campuran diukur dengan homogenitas campuran bahan. Tingkat homogenitas ditentukan oleh ukuran sampel dan aturan variasi yang ditetapkan. Ukuran sampel untuk pakan  ayam 10 gram. Variasi penyimpangan yang diperbolehkan ditiap pabrik dan negara berbeda. Pabrik pakan yang bagus menetapkan standar penyimpangan sebesar ± 5%. Hasil pencampuran ditentukan oleh karakteristik bahan, mesin dan waktu mencampur.

·      Karakteristik Bahan
Ukuran partikel yang makin kecil mempunyai peluang homogen lebih baik dari partikel yang lebih besar. Bentuk partikel yang tidak beraturan menyulitkan mencampur secara homogen. Tingkat kepadatan bahan pakan yang berbeda antara satu dengan lainnya menyulitkan homogenitas. Sebagai gambaran tingkat kepadatan bahan campuran 1-2,5 kg/dm3, lemak 1kg/dm3, bahan tanaman 1,4 dan mineral 2,4 kg/dm3. bahan yang kandungan airnya tinggi menyulitkan homogenitas, solusinya digiling dengan bahan pakan lainnya.

·      Karakteristik Mesin
Konstruksi dan cara pengoperasian mempengaruhi hasil pencampuran. Arah pergerakan bahan dalam mesin yang makin tidak teratur meningkatkan homogenitas. Makin cepat pergerakan pedal, atau pita mixer meningkatkan homogenitas. Dinding mixer yang kasar menyebabkan gerakan partikel tidak beraturan dan meningkatkan homogenitas. Listrik statis dari bahan pakan perlu diatasi dengan memasang kabel dari mixer ke tanah. Horizontal mixer memiliki batas isi maksimum dan minimum, dengan vertikal mixer dapat disi dengan variasi yang lebih leluasa.

·      Waktu Mencampur
Waktu yang diperlukan untuk mencampur dipengaruhi oleh tipe mixer, dan tingkat pencampuran awal (premixing). Mixer tipe vertikal memerlukan waktu mencampur 8-15 menit, sedangkan tipe horizontal butuh waktu 3-4 menit untuk memperoleh pencampuran yang homogen. Horizontal mixer perlu waktu lebih singkat karena gerakan bahan pakan dalam mixer lebih tidak beraturan daripada vertikal mixer. Bahan pakan mikro dilakukan pencampuran terlebih dahulu. Semakin banyak bahan yang premixing akan memerlukan waktu yang lebih singkat pada saat pencampuran bahan-bahan pakan.

4.3. Kontaminasi

Kontaminasi merupakan tercampurnya pakan dengan bahan yang tidak dikehendaki dalam formula. Walaupun tidak menyakiti ternak tetapi mengganggu homogenitas dan kualitas pakan yang dibuat.  Penyebab kontaminasi adalah kurang bersihnya peralatan yang digunakan, mengembalikan debu yang dikumpulkan kedalam formula, kesalahan menimbang bahan pakan, dan kontaminasi dari bahan baku pakan.

4.4. Penambahan Bahan Cairan

Mencampur bahan cair dengan bahan kering sangat sulit untuk memperoleh homogenitas. Bahan akan cenderung menggumpal dan susah dicampur. Contohnya penambahan minyak sawit. Agar diperoleh homogenitas yang baik diperlukan mixer dengan perputaran pedal yang tinggi. Tingkat penambahan minyak tergantung tingkat penyerapan bahan kering lainnya. Disarankan untuk menambah antara 5-7% minyak  pada pakan ayam broiler.

Untuk menambahkan bahan cair diperlukan mesin khusus (Liquid adding Machine) atau secara manual dengan disemprotkan ke bahan pakan dalam mixer.

4.5. Jenis Mixer

Mencampur bahan pakan yang sudah ditimbang dengan alat pencampur (Mixer). Jenis mixer ada dua macam yaitu vertical dan horizontal mixer.

4.5.1. Vertikal Mixer

Vertical mixer terdiri dari wadah berbentuk silindris dengan penampung di bawahnya (hopper). Kelebihan vertical mixer adalah tenaga yang dibutuhkan lebih kecil (5,5 KW untuk mixer dengan kapasitas 2 ton), murah, kapasitas fleksibel. Kekurangannya adalah waktu mencampur lama (7-8 menit), pengosongan lambat, perlu bangunan tinggi. Contoh Vertikal Mixer tertera pada Gambar  151.


Gambar 151 Vertical Mixer

4.5.2. Horizontal Mixer

Horizontal mixer terdiri dari silinder horizontal (atau berbentuk U), dengan as yang dipasang dengan pisau pencampur berbentuk helix tunggal atau ganda. 

Kelebihan horizontal mixer adalah waktu pencampuran singkat (3-5 menit), pengeluaran pakan cepat, bisa mencampur bahan cair. Kelemahannya adalah investasi tinggi, tenaga penggerak lebih besar (15 KW untuk mixer dengan kapasitas 1 ton/batch). Contoh horizontal mixer tertera pada Gambar 152

Proses mencampur dimulai dari bahan pakan yang paling sedikit kemudian bahan yang lebih banyak. Urutan pencampuran pada contoh pakan broiler starter adalah tepung ikan, kedelai, dedak, jagung dan terakhir minyak.

Pada jenis alat tertentu bahan yang sedikit tidak bisa tercampur, sehingga diadakan pencampuran awal (pre mixing) sebelum dimasukkan mixer.

Bahan yang dicampur awal adalah metionine, lysine, remix mineral, kapur  dan tepung darah.  Pencampuran dilakukan dengan mixer kecil. Kemudian dimasukkan kedalam mixer besar untuk pencampuran.

5.  Bagging (Mengemas)

Memasukkan pakan kedalam karung plastic PVC untuk pakan berbentuk mash (tepung). Setelah dimasukkan kemudian ditimbang sesuai dengan kemasan yang diinginkan, misal 50 kg per karung. Penutupan karung dapat dilakukan dengan mengikat tali, atau menjahit dengan mesin jahit. Contoh mesin jahit tertera pada Gambar  153


Gambar 152  Horizontal Mixer


Gambar 153. Mesin Jahit Karung

Untuk pakan ayam broiler kebanyakan dibuat dalam bentuk crumble atau butiran. Untuk itu pakan masih tersebut akan dibuat pellet dan crumble.

6. Storing (Menyimpan)

Pada penyimpanan pakan jadi, alas lantai diberi pallet kayu. Perhatikan kelembaban, kebocoran, hama tikus dll.

Bahan pakan konsentrat berasal dari tanaman dan limbah ternak yang mudah rusak. Kerusakan selama penyimpanan dapat disebabkan oleh biologis, fisik dan kimia. Kerusakan secara biologi disebabkan oleh serangga, kutu, mirkoorganisma bakteri (jamur dan ragi), tikus serta burung. Kerusakan yang disebabkan oleh fisik dan kimia disebabkan oleh kehilangan kelembaban, oksidasi lemak, dll.

7.  Membuat Pellet

Membuat pellet merupakan proses memadatkan campuran  pakan tepung.  Pross pembuatan pellet mempunyai kelebihan dan kekurangan. Masing-masing dijelaskan sbb:

7.1. Kelebihan dan Kekurangan

7.1.1. Kelebihan

·      Pakan menjadi lebih padat dari bentuk tepung sehingga menghemat gudang penyimpanan, dan biaya pengangkutan
·      Tidak terjadi perpisahan partikel besa dan kecil seperti pakan tepung
·      Bahan pakan yang berdebu yang tidak bisa dicampur pada pakan bentuk tepung dapat dignakan pada pakan pellet
·      Pemanasan bahan sebelum dibuat pellet akan membunuh bakteri, dan meningkatkan nilai gizi
·      Penanganan pelllet lebih mudah dan kehilangan pakn lebih sedikit
·      Konsumsi pakan lebih cepat dan mudah
·      Ayam tidak bisa memilih bahan pakan yang besar.

7.1.2. Kekurangan

·      Biaya mesin pellet mahal
·      Memerlukan tenaga kerja terampil
·      Biaya perawatan mesin pellet mahal
·      Konsumsi energi tinggi

7.2. Tahap Pembuatan Pellet

Proses pembuatan pellet dapat dibagi menjadi 4 tahap yaitu pengkondisian bahan pakan dengan air, tetes atau dengan uap panas, pembentukan pellet, pendinginan pellet dan mengayak pellet jadi

7.2.1. Pengkondisian

Pengkondisian yang paling banyak dilakukan adalah penambahan tetes dan uap panas. Tets yang ditambahkan disarankan tidak lebih dari 12%, jika terlalu banyak bahan pakan akan menggumpal. Penambahan tetes dimaksudkan untuk meingkat energi dan aroma pakan. Uap panas dari boiler diperlukan untuk menimgkat daya rekat bahan dan membunuh bakteri. 

Pada mesin pellet kapasitas kecil (1-2 ton per jam) sering tidak ditambahkan uap air, sebagai gantinya ditambah air dengan dosis tidak lebih dari 2%. Operator  mesin boiler harus terlatih dan memerlukan sertifikat opertor dari departeen tenaga kerja. Keslahan pengoperasian boiler dapat meledak dan mencedarai operatornya.

7.2.2. Pengepresan

Bahan pakan yang dikondisikan kemudian akan dipres dengan tekanan tinggi (1.200 kg/cm2) melalui lubang kecil. Bahan baku ditekan dan setelah keluar dari loang dipotong dengan pisau secara otomatis. Besarnya diameter lubang bervariasi antara 2 -10 mm. Mesin yang dipakai disebut mesi  pellet. Jenis mesin pellet ada 2 yaitu berbentuk ulir (auger), dan ring-die preses. 

7.2.3. Pendinginan

Pellet yang keluar dari mesin pellet masih panas dan lunak karena terjadinya gesekan pada proses pembuatan pellet. Untuk itu perlu didinginkan dan dikeringkan. Pendinginan dilakukan dengan mengalirkan udara kedalam pakan pellet pada mesin pendingin vertikal.  Proses pendnginan berlangsung selama 15-20 menit.

7.2.4.  Pengayakan/Pembuatan Crumble

Untuk pakan yang akan diberikan dalam bentuk pellet, maka pellet yang sudah dingin akan diayak. Tujuan pengayakan untuk memisahkan partikel kecil pada pellet. Untuk pakan yang akan dibuat crumble maka pakan pellet yang sudah jadi akan dihancurkan lagi dengan mesin crumble.

7.2.5. Penimbangan dan Pengemasan

Pellet yang sudah jadi timbang dalam karung sebanyak 50Kg. Karung karung tersebut kemudian dijahit dan disusun dalam gudang penyimpanan.
Di banyak negara Eropa, pakan tidak dimasukkan karung, tetapi diangkut ke farm dalam bentuk curah. Pengangkutan dengan mobil tangki khusus. Di lokasi farm, pakan disimpan dalam silo untuk selanjutnya diberikan ke ayam melalui tempat pakan otomatis. 

8. Kendala Yang Dihadapi.

Kendala yang umum dihadapi dalam
usaha pembuatan ransum unggas adalah :
·      Ketersediaan bahan baku.
·      Bahan baku pakan sulit untuk tersedia sepanjang waktu dengan kualitas yang sama.
·      Peralatan untuk pembuatan pakan cukup mahal.
·      Kualitas bahan baku berfluktuasi sebagai formulasi harus selalu disesuaikan dengan kualitas bahan baku pakan tersebut.



Lembar Aplikasi Konsep


Lakukan pencampuran pakan ayam petelur kayer dengan formulasi konsentrat 35%, jagung 45% dan dedak 20%.
Kandungan konsentrat air 10%, protein 37%, lemak 4%, serat kasar 8%, abu 35%, Ca 10-12% dan P 1,5%.

Lembar Pemecahan Masalah

Harga pakan jadi mahal, sedang untuk mencampur sendiri sering hasilnya kurang bagus. Jalan yang diambil membeli konsentrat jadi dan mencampur dengan jagung dan dedak lokal. Carilah informasi harga bahan pakan terebut dan hitunglah biaya pembuatan pakan per kg.

Lembar Pengayaan

1.   Mesin penggiling dengan proses hantaman/pemukulan disebut
a.  Hammer Mill
b.  Disk Mill
c.  Roller Mill

2.   Proses penimbangan bahan pakan sesuai dosis formulasi disebut:
a.  Grinding
b.  Dosing
c.  Bagging

4.   Penyimpangan pengukuran homogenitas pakan rata-rata
a.  10%
b.  3%
c.  5%
5.   Tujuan mencampur bahan pakan adalah:
a.   Membuat bahan pakan homogen     
b.   Mengahancurkan pakan        
c.   Meningkatkan nilai gizi

6.   Wajtu yang diperlukan untuk mencampur bahan pakan dengan horizontal mixer adalah
a.  4 menit
b.   15 menit
c.   20 menit